Nasehat Sang Murabi - Ustadz Rahmat Abdullah (alm)

Dua bulan lalu, masih dalam tahun 2010, saya download film (maklum udah hoby...he_he)"Sang Murabi" yang tokoh utamanya Ustadz Rahmat Abdullah (alm). Film itu sebenarnya dibuat untuk mengenang jasa-jasa beliau dalam memperjuangkan Islam di negeri ini. Banyak hal baru tentang warna perjuangan Islam yang baru saya ketahui dan pahami terutama tentang dakwah di negeri kita tercinta, Indonesia Raya Merdeka. Untuk mengingat-ingat lagi pesan-pesan beliau dalam film itu, saya posting saja di blog ini.
Berikut beberapa nasehat2 beliau. 

“Jadi, akh, berda’wah itu mirip dengan pekerjaan seorang petani. Biji yang ditanam tidak cukup hanya dibenamkan ke tanah lalu ditinggalkan. Kemudian kita berharap akan kembali pada suatu hari untuk memetik hasilnya... Mustahil itu ! Mustahil !
Jadi, para mad`u (pengikut da’wah) kita harus di-ri’ayah (dirawat), ditumbuhkan, diarahkan, dinasehati sampai dia benar-benar matang. Dijaga alur pembinaannya, ditanamkan motivasi-motivasi, dibangun keikhlasan mereka, didengarkan pendapat-pendapatnya, bahkan kita perlu sesekali bepergian dengannya. Agar kita memahami betul watak kader da’wah kita sebenarnya……”


Pesan itu juga dapat teman2 temukan di majalah Saksi edisi Juli 2005 yang judul aslinya: Nasehat (Alm) Ustadz Rahmat Abdullah Kepada Ust. Tifatul Sembiring. Juga teman2 temukan di website resmi DPD PKS kota Denpasar karena memang beliau adalah mantan Ketua Majelis Syuro atau Majelis Pertimbangan (MPP) Partai Keadilan Sejahtera  periode 1999-2005. Semoga perjuangan dan dakwah beliau dapat diteruskan oleh generasi muda penerus perjuangan Islam untuk Indonesia dan Dunia.


Previous
Next Post »