Temanku Mau Jadi Pengusaha, ACTION !


Kembali setelah lama saya vakum dari nge-blog akhirnya saya niatkan mulai malam ini nge-blog lagi. Banyak hal yang harusnya tertulis dan tak boleh terlewatkan begitu saja. Semoga apa yang telah terlewat bisa teringat, tertulis, dan terbagi. Setiap hari adalah untuk berbagi, apa saja, asal bermanfaat.

Saya mulai malam ini (20/10) sebelum mata ini terlelap. 

Setelah mandi sore, saya berangkat ke Masjid Baitul Makmur di Monang Maning, Denpasar. Masjid ini pernah mendapat rekor MURI sebagai masjid teramai jamaah subuhnya. subhanallah. Sebelum maghrib saya sempatkan silaturahim ke teman yang jualan sate gule. Dia curhat mau keluar dari kerjanya (sate gule) karena ingin usaha sendiri. "Mas Fatkur, saya sebenernya punya keahlian masak, dulu di Jawa saya sudah pengalaman buka warung dan pernah sekolah tata boga. Mau buka warung di Bali tapi gak punya modal dan tempat. bla bla bla... " Curhat dia. Saya cuma manggut aja dan sesekali menanggapi singkat, belajar jadi pendengar yang baik.

Temen saya ini adalah salah satu pemuda yang ingin jadi pengusaha tapi gak punya modal, sama kayak saya, hehe. Kalau kata Pak Sandiaga Uno, "Visi Besar Dompet Kosong". Tapi memang sih, modal tak harus uang. Masih ada kreatifitas, ilmu, pengetahuan, pengalaman, skill, kepercayaan, teman pun itu adalah modal yang tak bisa ternilai dengan uang. Bayangkan jika dikonversi ke bentuk uang, berapa tuh nilainya? gak usah dihitung2 bro!.

"Ya begitulah, tapi ini tantangan buat kita yang muda-muda, coba aja silaturahim ke orang-orang kaya, ane yakin mereka mau kerja sama, bagi hasil gitu modelnya, asalkan jelas konsepnya. InsyaAllah saya bisa bantu buat konsep dan perantara ke pemodal. Tinggal ikhtiar dan doa aja. eiits... juga perbanyak silaturahim" Jawabku singkat. Semoga aja bisa memberi semangat dan harapan baru. 

Jadi pengusaha memang harus bagi setiap muslim meskipun hukumnya tidak wajib sih. Karena nabi pun adalah seorang pengusaha. Dan bahkan 9 dari 10 pintu rejeki adalah dari berdagang entah itu barang atau pun jasa yang diusahakan. Saya teringat pesan istrinya Pak Giri, "Lebih baik jadi kepalanya semut dari pada ekornya gajah" maksudnya, lebih baik kita jadi bos kecil yang punya usaha meskipun masih kecil-kecilan daripada jadi karyawan meskipun di perusahaan besar. Kenapa ? Jelas ! karena kita akan bermanfaat buat yang lain. Bisa buka lapangan pekerjaan, tidak terikat, lebih bisa mengembangkan kreatifitas dan inovasi, dan juga mengikuti jejak Nabi. Dan akan bersamanya di surga jika dia pengusaha yang jujur.

“Pedagang (pengusaha) yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid.” (HR. Tirmidzi)

“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).

Dan masih banyak lagi anjuran-anjuran Nabi untuk jadi pengusaha. Intinya adalah ACTION (baca: EKSYEEEN, sambil melotot :D). Minimal eksyeeennya dengan silaturahim dulu ke pengusaha-pengusaha senior... hehey.

"Okelah, udah adzan maghrib, sholat dulu. Habis sholat ane ada janji silaturahim, langsung pamit yaa" pamitku. Memang rencana habis sholat Isya' silaturahim ke Pak Zainal Saniya, Presiden Direktur House of Bali. Beliau juga seorang pendakwah hebat. Saya salut padanya. Di lain tulisan, saya akan ceritakan tentang kisah "kesuksesan" beliau. Sungguh luar biasa. 



Previous
Next Post »
Thanks for your comment