Memahami Harta Menenangkan Hati


Harta, siapa yang tak suka? anda pasti suka bahkan tak hanya sekadar suka. Saya termasuk orang yang suka harta. Buktinya, setelah lama tak nge-blog lagi dan sekarang mulai nge-blog, tulisannya tentang harta. Memang harta itu mempesona, apalagi dikaitkan dengan tahta, wanita, dan cinta. Ahhh, dunia. Namun tak sadar kita bahwa harta selama ini yang membuat kita gelisah, mengapa? tak perlu saya jawab, saya kira Anda mengerti. Namun beda halnya jika seseorang faham akan makna hakikatnya harta, mereka tak akan pernah diperbudak olehnya. Tak akan gelisah dengannya. Ehh, tunggu dulu, berarti kita gelisah selama ini bisa jadi tak memahami harta itu ? bisa jadi begitu. Baiklah mari kita bahas sebentar.

Apa itu harta ?  HARTA, atau al-mal dalam al-Quran maupun Sunnah tidak dibatasi dalam ruang lingkup makna tertentu, sehingga pengertian al-Mal sangat luas dan selalu berkembang.
Kriteria harta menurut para ahli fiqh terdiri atas : pertama,memiliki unsur nilai ekonomis.Kedua, unsur manfaat atau jasa yang diperoleh dari suatu barang.
Nilai ekonomis dan manfaat yang menjadi kriteria harta ditentukan berdasarkan urf (kebiasaan/ adat) yang berlaku di tengah masyarakat.As-Suyuti berpendapat bahwa istilah Mal hanya untuk barang yang memiliki nilai ekonomis, dapat diperjualbelikan, dan dikenakan ganti rugi bagi yang merusak atau melenyapkannya.
Dengan demikian tempat bergantungna status al-mal terletak pada nilai ekonomis (al-qimah) suatu barang berdasarkan urf. Besar kecilnya al-qimah dalam harta tergantung pada besar kecilnya manfaat suatu barang. Faktor manfaat menjadi patokan dalam menetapkan nilai ekonomis suatu barang. Maka manfaat suatu barang menjadi tujuan dari semua jenis harta.
Karena saya beragama Islam, mungkin juga anda, maka saya mencoba "menggali" harta itu berdasar Islam. Syukurlah, Islam adalah agama yang komprehensif, bahasa sederhananya lengkap bin komplet, hehe. Ada beberapa pandangan Islam sesuai kebutuhan dan fungsi serta kedudukan harta itu. Dalam postingan saya kali ini cukup dua dulu yang akan saya tulisakan. 
Pertama, Pemiliki Mutlak terhadap segala sesuatu yang ada di muka bumi ini adalah ALLAH SWT. Kepemilikan oleh manusia bersifat relatif, sebatas untuk melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan ketentuanNya (QS al_Hadiid: 7). Dalam sebuah Hadits riwayat Abu Daud, Rasulullah bersabda:
Seseorang pada Hari Akhir nanti pasti akan ditanya tentang empat hal: usianya untuk apa dihabiskan, jasmaninya untuk apa dipergunakan, hartanya darimana didapatkan dan untuk apa dipergunakan, serta ilmunya untuk apa dipergunakan.

Nah loh, hati-hati yah, semuanya akan dipertanggungjawabkan, maka sekali lagi, kita harus hati-hati. :)
Sekarang yang kedua, status harta yang dimiliki manusia itu dibagi setidaknya 4 kedudukan, yaitu :
1. Harta sebagai amanah (titipan) dari Allah SWT. Manusia hanyalah pemegang amanah karena memang tidak mampu mengadakan benda dari tiada. Jadi harus menjaga amanah itu. 
2. Harta sebagai perhiasan hidup yang memungkinkan manusia bisa menikmatinya dengan baik dan tidak berlebih-lebihan ( Ali Imran: 14). Sebagai perhiasan hidup harta sering menyebabkan keangkuhan, kesombongan serta kebanggaan diri.(Al-Alaq: 6-7). Jadi biasa saja deh dengan harta, yang penting kan bahagia.
3. Harta sebagai ujian keimanan. Hal ini menyangkut soal cara mendapatkan dan memanfaatkannya, apakah sesuai dengan ajaran Islam atau tidak (al-Anfal: 28). Semoga kita bisa lolos ujian. cinta itu perlu pengujian, begitu juga iman. karena Iman dan cinta tak kan pernah terpisahkan. ehm... ^^
4. Harta sebagai bekal ibadah, yakni untuk melaksankan perintahNyadan melaksanakan muamalah si antara sesama manusia, melalui zakat, infak, dan sedekah. (at-Taubah :41,60; Ali Imran:133-134). Haji perlu harta, zakat apalagi ! Jadi harta itu penting kawan. Sebagai muslim baiknya kita harus berharta untuk bisa menjalankan kesempurnaan Islam. 

Wow ! jadi tambah semangat mencari harta. Dan ingat hakikat harta itu sebagai apa dalam hidup kita perlu memahaminya. InsyaAllah kita tak akan diperbudak olehnya. Lucu juga jika itu terjadi, wong benda mati kok bisa jadi juragan dari benda hidup. Apa kau mau jadi budak benda mati ? ohhh.. mari kita kendalikan dan genggam harta hanya di tangan, jangan ditaruh di hati. Karena di hati cukuplah Allah dan rasul-NYA serta orang-orang yang kita cintai karenaNYA. Jika seperti itu, ketengan hati akan kita raih dan kebahagiaan hidup menjadi sebuah anugerah terindah.
Salam Sukses Kawan... ;)

Previous
Next Post »
Thanks for your comment